Khalisuddin The Globe Journal
Aceh Tengah - Badan Arkeologi (Balar) Medan melakukan serangkaian penggalian (eksavasi) arkeologi di tiga tempat di Aceh Tengah. Penggalian ini merupakan lanjutan dari tahapan penelitian sebelumnya 2007. Tim yang dipimpin Ketut Wiradyana ini beranggotakan 15 orang akan melakukan penelitian sejak 6-13 Maret mendatang di Rock Shelter (Ceruk) Mendale Kecamatan Kebayakan, Loyang (gua) Peteri Pukes kecamatan Kebayakan dan Loyang Datu Kecamatan Linge.
”Berdasarkan penelitian sebelumnya, di tiga tempat ini ditemukan bukti ilmiah kemungkinan adanya kehidupan purbakala di Gayo,” kata Ketut. Dikatakan, sebelum ketahap penggalian, terlebih dahulu sudah diawali observasi. ”Kemudian dianalisis, dan ternyata ketiga tempat di Gayo ini disimpulkan punya prospek untuk diteliti lebih mendalam,” jelas Ketut.
Lebih lanjut dikatakan Ketut, penggalian hari pertama, Jum’at (6/3) di Rock Shelter (ceruk) Mendale ditemukan beberapa fragmen (pecahan) diduga peralatan manusia seperti kapak dari batu, fragmen gerabah dan fragmen tulang belulang. ”Lapisan-lapisan tanah di ceruk ini juga tunjukkan ada aktifitas manusia zaman dahulu disini,” kata Ketut sambil menunjukkan titik penggalian.”Untuk kepastian data ilmiah fragmen-fragmen ini, kita perlu bekerja sama dengan Badan Tenaga Atom Nasional (Batan) untuk dilakukan analisa karbon,” jelas Ketut yang mengaku kecewa mendapati beberapa bagian dari ceruk Mendale telah dibolduzer orang.
Ketut berharap dalam penggalian ini dapat ditemukan lebih banyak lagi benda-benda purbakala yang lebih konkrit, terutama fragmen tulang dan arang karena benda tersebut dapat memberikan data ilmiah yang sangat detail bagi arkeologi.. ”mudah-mudahan saja kita tidak temukan sandal jepit,” seloroh Ketut yang mengaku sangat kagum dengan keindahan alam Gayo.
Dikatakan, Badan Arkeolog Medan membawahi lima provinsi di Sumatera. Dari hasil penggalian sebelumnya di Tamiang dipastikan kawasan tersebut telah dihuni ditahun 6080 tahun yang lalu dengan kebudayan Hoabinh. Dan terakhir penggalian di kawasan pesisir dan pegunungan Tanjung Pinang, Arkeolog menemukan peralatan batu khas yang dinamakan Sumateralit.
Di lokasi penggalian, turut hadir seorang penyelam yang biasa menyelam di danau Lut Tawar, Munawardi. Kepada tim Arkeolog mengaku pernah menemukan gerabah yang masih utuh di suatu tempat dalam danau Lut Tawar. ”Gerabah tersebut saya biarkan ditempatnya. Saya memiliki fotonya dan akan perlihatkan kepada Anda,” kata Munawardi berjanji.
Di tempat yang sama, Ir. Win Ruhdi Bathin, ketua LSM Lingkungan dan Pariwisata “VisTaga” memberikan apreasiasi luar biasa kepada tim arkeolog tersebut. ”Ini adalah momentum pembuktian sejarah yang sangat ilmiah, khususnya di Gayo dan Aceh umumnya.” kata Win Ruhdi. [003]
16 Maret 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar